Tak ada rencana apapun sebelumnya, sampai setelah aku BBM’an
dengan teman cewekku sebelum tidur merencanakan main ke Monjali (Monumen Jogja
Kembali) besoknya. Kebetulan Monjali dekat dengan rumah mbak Tari, jadi sekalian
aku mengajaknya untuk ketemuan, sudah beberapa kali mau bertemu tapi gagal
terus. Keesokan harinya sekitar jam 7, temanku
sms aku bahwa ia membatalkan rencana main ke Monjali karena ada acara rewangan
di Klaten, padahal kami rencananya berangkat jam 8. Meski begitu aku tetap
bersiap-siap berangkat kesana sendiri dari pada cuma dirumah, juga ingin
mencoba pengalaman baru ke kota sendiri.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam akhirnya aku
sampai di utara Monjali sekitar jam 9.30. Disanalah aku menunggu mbak Tari di
atas jembatan, sepuluh menit kemudian mbak Tari datang juga dengan motor matic
hijaunya. Kami pun lalu masuk ke Monjali, biaya tiketnya 10.000 per orang.
Awal-awal ketemu dia aku masih agak canggung, maklum baru pertama kali jumpa.
Kami kemudian berkeliling Monjali sambil berbincang-bincang. Dimulai dari
lantai 2 berkeliling sekitar area luar monumennya,kemudian masuk dan melihat lihat diorama para pahlawan kemerdekaan Indonesia, lengkap dengan keterangannya dan narasinya yang dibacakan lewat rekaman. Tergambar jelas suasana jaman itu lewat diorama-diorama yang tertata rapi posisinya seperti aslinya.
Dari lantai 2, kami masuk kelantai teratas yaitu lantai 3, di dalam sana ada bendera tua yang tepat berada ditengah ruangan, sementara dindingnya ada ukiran berbentuk tangan, tak ketinggalan kami berfoto.
Setelah dari lantai 3 kami kemudian turun dan berkeliling di
lantai 1, disana ada koleksi barang saat masa perjuangan dulu, seperti diorama,
becak, tembak, mesin jahit, kursi, dan benda-benda bersejarah lainnya. Kami
memasuki ruang itu satu persatu, beberapa kali mbak Tari menyuruhku untuk
melewati pembatas benda museum untuk berfoto (jail juga ya :D), tapi aku
menolaknya karena takut dimarahi petugas, walau diruangan itu tidak ada
petugasnya tapi terpasang CCTV.
Kemudian kami memasuki ruangan lainnya, ada
beberapa diorama disana, satu kejadian yang membuatku tertawa adalah saat
memasuki ruang itu kami melihat dorama-diorama yang mirip orang asli dan kami
sulit membedakannya karena ruangannya agak gelap, mbak Tari dengan spontan
menyentuh sosok orang yang berdiri didepan diorama-diorama sambil nanya ke aku “wan,
ini beneran atau palsu ya?”, dengan agak kaget sosok orang yang ternyata adalah
bapak-bapak pengunjung itu menoleh kearah mbak Tari sambil nanya “Kenapa mbak?”,
lalu mbak Tari mengajak ngobrol bapak-bapak itu (dingo tombo isin jare :v), tak
kuat aku menahan tawa aku menjauh sambil ketawa (:D hahaha).
Setelah puas melihat benda-benda museum kami istirahat
sejenak, kami duduk didepan salah 1 ruangan musem yang sudah disediakan kursi
bagi pengunjung. Kami ngobrol banyak hal, walau sebenarnya aku lebih banyak
diamnya :D, mbak Tari yang sering ngomongnya, sementara aku Cuma sesekali
menanggapi, dan beberapa kali juga membuka obrolan. Setelah istirahat, kami
melanjutkan jalan-jalan ke taman didalam area Monjali, disana banyak dijumpai
lampion-lampion, karena siang hari jadi tidak menyala, lampion-lampion itu
berbentuk kodok, pohon beserta buahnya, bunga, ikan, dll.
Di area sana juga ada
permainan rumah hantunya, kami mau foto didepan rumah hantu itu takut, karena
dilihat dari luar sudah menyeramkan, ada juga replika meriam dan pesawat yang
bebas dinaiki (gak tau kalau naik dimarahi petugasnya atau tidak :D).
Puas dari
taman kami ke depan Monumen lagi, disana ada parit yang isinya ikan-ikan, kami
kemudian memberi makan ikan dengan makanan ikan yang sudah dibeli mbak Tari
tadi. Ikannya besar-besar tapi gak boleh dibawa pulang :D.
Didekat situ ada kapal mini yang tak terpakai, melihat hal semacam itu
mbak Tari mulai jail lagi, yaitu menaiki kapal itu sambil berfoto, aku pun juga
ikutan karena dia yang suruh :D.
Seusai memberi makan ikan kami duduk sejenak didepan dinding
yang bertuliskan nama-nama pahlawan yang telah gugur.
Dari situ kami menuju pintu keluar melewati taman pelang, tak lupa kami foto-foto bareng di taman pelangi.
Kami pun keluar
dari Monjali menuju tempat parkir, lagi-lagi mbak Tari membuat kelucuan, yaitu
menyerahkan tiket masuk Monjali kepada penjaga parkir :v.
Habis dari Monjali kemudian kami sholat Dhuhur masjid dekat
sana, lalu kami makan siang. Sebelum pulang, aku menyempatkan mampir kerumah
mbak Tari sejenak, setelah bertukaran foto di kameraku dengan kameranya dan
istirahat sejenak akupun pamit pulang karena langit sudah mendung. Hari itu
sungguh hari yang Istimewa. (25 Januari 2015)
Selesai